Sunday, February 16, 2014

Reksadana (mutual fund)

Reksadana (mutual fund) adalah suatu kumpulan dana dari masyarakat, pihak pemodal atau pihak investor untuk kemudian dikelola oleh Manajer Investasi dan diinvestasikan pada berbagai jenis portfolio investasi efek atau produk keuangan lainnya.

Menurut kamus keuangan, Reksa Dana di identifikasikan sebagai portfolio asset keuangan yang terdivesifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat denga harga penawaran dan penarikannya pada harga nilai aktiva bersihnya.

Jenis reksadana berdasarkan sifat investasinya :
• Growth Fund: Reksadana ini mempunyai portfolio investasi yang bertujuan mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang tinggi. Jenis investasinya mempunyai sifat volatilitas yang cukup tinggi, seperti investasi di instrumen saham.
• Stable Fund: Reksadana ini mengutamakan jenis portfolio investasi yang bertujuan mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang stabil. Jenis investasinya mempunyai sifat volatilitas yang agak kurang, seperti investasi di instrumen obligasi.
• Safty Fund: Reksadana ini lebih mengutamakan keamanan atas dana investasi dan tidak menyukai adanya volatilitas harga atau ketidakstabilan pendapatan dari instrumen investasinya. Manajer Investasi reksadana jenis “safty fund” ini cenderung melakukan
investasi di instrumen pasar uang, seperti deposito.

Menurut jenisnya reksadana dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Reksadana Saham
• Reksadana Saham adalah reksadana yang portfolio investasinya pada instrumen berbentuk saham (equity) dengan jumlah sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) dari total aset investasinya.
• Manajer investasi yang melakukan pembelian pada instrumen saham ini biasanya selalu melakukan seleksi pada saham “blue chip” (saham unggulan) dan pada jenis saham yang liquid.
• Investasi yang dilakukan pada saham, resikonya tinggi namun menghasilkan tingkat mengembalian yang tinggi pula.
2. Reksadana Pasar Uang
• Reksadana ini melakukan pilihan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dengan masa jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
• Daya tarik instrumen investasi di pasar uang ini adalah karena sifatnya sangat likuid.
• Reksadana Pasar Uang mempunyai tingkat resiko lebih rendah dibanding jenis instrumen investasi lainnya.

3. Reksadana Pendapatan Tetap
• Reksadana ini mempunyai jenis portfolio investasi dalam efek yang berbentuk surat utang, seperti obligasi dengan komposisi jumlahnya minimal sebanyak 80% (delapan puluh persen) dari total asetnya.
• Instrumen pendapatan tetap, seperti obligasi, memberikan tingkat suku bunga (kupon) yang relatif menarik dibandingkan dengan investasi pada deposito.
4. Reksadana Campuran
• Jenis reksadana ini mengalokasikan dana investasinya dalam bentuk portfolio investasi yang bervariasi (jenis instrumen investasinya campuran).
• Instrumen investasinya bisa berbentuk saham dan dikombinasikan dengan instrumen pendapatan tetap (obligasi).
http://societykamaru.blogspot.com

Strategi Keunggulan Bersaing melalui Pendekatan Diferensiasi Produk, Kualitas dan Citra

Strategi Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing menurut Porter (1986) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif. Studi yang dilakukan Porter selanjutnya menetapkan strategi generik yang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu cost leadership, diferensiasi, dan focus. Pilihan tiap-tiap perusahaan terhadap strategi generik di atas
akan bergantung kepada analisis lingkungan usaha untuk menentukan peluang dan ancaman.
Menurut Tjiptono (2001), strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh perusahaan yang menerapkan strategi produk diferensiasi agar senantiasa memiliki keunggulan bersaing di pasar dapat dilakukan dengan melakukan pilihan terhadap strategi berikut ini.
a. Diferensiasi Produk
Kreativitas yang tinggi dalam menciptakan keunikan produk yang lebih menarik, sejuk, aman, nyaman, menyenangkan, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan mampu mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk pesaing lainnya.
b. Diferensiasi Kualitas Pelayanan
Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix : product, place, price,
promotion, people, packaging, programming patnership sehingga kualitas jasa yang dirasakan oleh
konsumen melebihi harapan.
c. Diferensiasi Citra
Citra identik dengan atribut adalah sebuah karakteristik, yang khusus atau pembeda dari penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi citra adalah bauran yang tepat dari elemen pencitraan, yang menciptakan citra sebuah merek. Proses pencitraan harus membangun, memaksimalkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan dan kelemahan setiap elemen citra untuk memastikan bahwa merek itu memiliki prospek yang baik secara terus- menerus (Zyman, S, 2000 : 95).

Pendekatan Diferensiasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing

Pemilihan produk di antara banyaknya tawaran yang ada di pasar selalu didasarkan pada adanya perbedaan, baik secara implicit maupun eksplisit. Literatur Psikologi merujuk kepada fakta bahwa perbedaan mencolok yang terkait dengan suatu produk akan merangsang daya ingat karena
perbedaan tersebut akan diapresiasikan secara intelektual (Trout, J, 1999 : 14). Perusahaan jasa perlu melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Preemptive
di sini maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis tertentu. Karena merupakan yang pertama, maka dapat menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah, atau menghalangi para pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingannya (Macmillan dalam Aaker, 1992) dalam Tjiptono (2001 : 145--146).

Perusahaan jasa dapat mendeferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya melalui simbolsimbol dan merek yang digunakan. Selain itu, perusahaan dapat melakukan diferensiasi produk dalam penyampaian jasa (service delivery) melalui tiga aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam
pemasaran jasa, yaitu:
1. orang (people)
2 lingkungan fisik (physical environment)
3. proses (process)
Keunggulan bersaing yang berkesinambungan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk enciptakan suatu produk yang pada saat pesaing berusaha untuk menirunya akan selalu mengalami kegagalan secara signifikan. Pada saat perusahaan menerapkan strategi tersebut dan perusahaan pesaing tidak secara berkesinambungan menerapkannya serta perusahaan lain tidak mampu meniru keunggulan strategi tersebut maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan (Hit, Ireland dan Hoskisson, 1996 : 5). Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing juga menerapkan strategi marketing mix yang
meliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau lokasi strategis, dan promosi yang memadai.
Simpulan yang dapat ditarik dari konsep keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan produk unik yang memberikan tingkat keuntungan di
atas rata-rata yang mampu diraih oleh industri melalui kombinasi manusia, lingkungan, dan proses.

Pendekatan Diferensiasi Kualitas Pelayanan terhadap Keunggulan Bersaing
Menurut Tjiptono (2001), cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah secara konsisten memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini dapat dicapai dengan memenuhi atau
bahkan melampaui kualitas jasa yang diharapkan para pelanggan. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang diharapkan (expexted service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkutan. Bila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived >expexted), maka ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.

Pendekatan Diferensiasi Citra terhadap Keunggulan Bersaing
Para pemasar yang tidak menciptakan hubungan antara penciptaan citra dan penjualan produk sering kali tidak melakukan pekerjaan yang baik. Menurut Sergio Zyman (2000), banyak perusahaan
yang sukses dalam menjual produk karena produk mereka memiliki citra jelas yang menentukan posisi mereka di titik yang secara potensial menarik dalam pilihan konsumen yang begitu banyak.Menurut Trout, J. (2000), kebanyakan perusahaan yang sukses adalah mereka-mereka yang “memiliki kata” yang menempati tempat spesial dalam benak konsumen. Berbagai konsep yang berkembang saat ini menyiratkan bahwa pentingnya citra sebagai sarana atau alat untuk meraih keunggulan bersaing di pasar. Begitu perusahaan telah secara jelas mendefinisikan citranya kepada pelanggan, maka langkah berikutnya adalah mengkomunikasikan citra tersebut agar elemen ini menjadi sumber keunggulan
bersaing yang Anda miliki dalam jangka panjang (Robert Grede, 2002 : 81). Melalui investasi pada proses pencitraan yang dilakukan secara terus-menerus, perusahaan akan menikmati tingkat pengembalian pasar dalam konsep pemasaran, yang lebih tinggi daripada yang dapat diraih oleh pesaing dalam industri yang sama.
http://societykamaru.blogspot.com

Efektivitas Perpaduan Komponen Anggaran dalam Prosedur Anggaran: Pengujian Kontinjensi Matching

M. Nizarul Alim
Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo

ABSTRACT

This study investigates effect of matching among budget components in budgeting procedure on managerial performance. Budget component include budget participation, budget target, budget revision, and budget evaluation. Many budgeting research test contingency fit with contextual factors like uncertainty, organizational factors e.g. structure, culture, and behavioral i.e motivation. Research finding shows that participation doesn’t have impact on budget goal. Fit between budget goal and budget revision and budget evaluation have positive effect on managerial performance but not significant. While budget revision and budget evaluation have significant effect. Empirical evidences indicate that budget revision and budget evaluation are not contingency factors of budget goal difficulty. Research suggests to investigate strategic planning as contingency factor of budget procedure.

Keywords: budget component, contingency, and managerial performance.

PENDAHULUAN

Sistem Anggaran memiliki fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, koordinasi, evaluasi (pengendalian), dan umpan balik. Terkait dengan fungsi manajerial maka antara satu komponen anggaran dengan komponen anggaran lain me¬miliki time sequence. Blocher et al. (2000) menyata¬kan bahwa efektivitas anggaran tidak hanya tergantung satu komponen saja tetapi keber¬hasilan anggaran dipengaruhi oleh perpaduan dan interdependensi antar komponen anggaran.
Sebagai bagian dari system pengendalian mana¬jemen, system anggaran meliputi (1) struk¬tur pengendalian anggaran, (2) prosedur, dan (3) kebijakan anggaran. Struktur pengendalian ang¬garan ditunjukkan oleh kebutuhan anggaran pada semua level meliputi korporat, departemen, divisi, fungsi-fungsi produksi, pemasaran, unit bisnis, atau bahkan liniproduk (Hansen dan Mowen 1995, 667).
Prosedur anggaran terdiri dari tahap proses penyusunan anggaran untuk menentukan target dan sasaran anggaran, revisi anggaran, pengen¬dalian (evaluasi) anggaran dan umpan balik. Kebijakan dalam prosedur anggaran tersebut antara lain: pada tahap penyusunan anggaran terkait dengan tingkat partisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Dalam menyusun ang¬garan, perusahaan dapat memilih kebijakan ang¬garan partisipatif atau top down (Hansen dan Mowen 1995; Zimmerman 1995). Kebijakan revisi anggaran dihadapkan pada kebijakan revisi ang¬garan sistematis atau revisi anggaran di bawah kejadian khusus (Anthony dan Govindarajan 1998, 384). Pengendalian dan evaluasi anggaran dihadapkan pada alternatif pada evaluasi yang menekankan pencapaian target (varian) anggaran atau proses pencapaian anggaran (Govindarajan 1988), sedangkan umpan balik anggaran pada dasarnya mengikuti tipe pengendalian anggaran.


Terkait dengan fungsi manajerial, anggaran sebagai alat perencanaan dimanifestasikan dalam proses penyusunan anggaran. Fungsi koordinasi tercermin dalam tahapan revisi anggaran. Pada tahapan revisi anggaran akan diketahui bahwa pelaksanaan anggaran antara satu divisi dengan yang lain dapat saling overlap serta tercapai atau tidaknya sasaran yang ditentukan. Dalam prose¬dur revisi juga dapat diketahui apakah asumsi anggaran yang telah ditetapkan pada saat penyu¬sunan anggaran tidak berubah karena faktor internal maupun eksternal.
Sedangkan fungsi anggaran sebagai alat pengendalian ditunjukkan dalam tahapan eva¬luasi anggaran. Pengendalian merupakan suatu upaya yang ditujukan agar pelaksanaan anggaran tidak menyimpang dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi yang dilakukan secara periodik seperti mingguan dan bulanan merupa¬kan bagian dari pengendalian karena evaluasi bulan ini merupakan pengendalian di bulan berikutnya.
Berdasarkan pada kajian di atas seharusnya penting untuk dikaji fit antar komponen anggaran dalam konteks prosedur anggaran. Kesesuaian antar komponen anggaran dalam prosedur ang¬garan akan bermanfaat dalam penentuan kebijakan anggaran pada setiap tahapan anggaran. Penelitian kontinjensi fit antara komponen ang¬garan telah dilakukan oleh Alim (2003) hanya menguji moderasi revisi anggaran terhadap partisipasi anggaran tetapi tidak secara eksplisit menggunakan kerangka konsep prosedur ang¬garan. Sedangkan pengujian dan penjelasan efektivitas fit antara komponen anggaran dalam prosedur anggaran belum pernah dilakukan.
Bukti empiris penelitian anggaran dalam konteks bisnis di Indonesia, sebagian besar difo¬kus¬kan pada penelitian (komponen) anggaran secara parsial misalnya partisipasi (Riyanto 1997; Riyadi 1998; Alim 2003; Ramantha 2005), revisi anggaran (Alim 2003), sasaran anggaran (Alim 2006), evaluasi (Kamal dan Na’im 1999; Alim 2006).
Di samping itu, sebagian besar studi empiris tentang kontinjensi anggaran dikaitkan dengan variabel kontinjensi perilaku individu (misal: motivasi, komitmen), lingkungan organisasi (misal: ketidakpatian lingkungan), strategi, dan organisasi (struktur organisasi dan budaya orga¬nisasi). Bukti empiris tersebut menunjukkan bah¬wa fit antara anggaran dan variable kontinjensi tersebut efektif untuk mempengaruhi perilaku misalnya motivasi dan sikap (Riyanto 1997; Riyadi 1998), stess kerja (Kamal dan Na’im 1999), kepuasan kerja (Supomo, 1998; Alim 2003).
Penelitian kontinjensi fit antara komponen anggaran telah dilakukan oleh Alim (2003) yang menguji moderasi revisi anggaran terhadap par¬tisipasi anggaran. Perbedaan penelitian ini dengan sejumlah penelitian anggaran di Indonesia sebe¬lumnya (Riyanto 1997; Riyadi 1998; Kamal dan Na’im 1999; Supomo 1998; Muslimah 1997; Alim, 2003, 2006) terletak pada konsep anggaran. Penelitian anggaran sebelumnya mengoperasio¬nal anggaran sebagai komponen anggaran secara parsial atau sistem serta menguji kontinjensi efektivitas anggaran dengan variabel kontinjensi individual (motivasi, kepemimpinan) dan organisa¬sional (struktur organisasi, budaya organisasi).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek¬tivitas perpaduan antar komponen anggaran dengan pengujian kontinjensi matching antara komponen anggaran dengan argumen bahwa penganggaran merupakan suatu prosedur yang berurutan dan saling terkait antar komponen anggaran. Outley (1980) menjelaskan bahwa pen¬dekatan kontinjensi antar desain organisasional menggunakan pengujian model matching. Kom¬ponen anggaran merupakan variabel desain organisasional. Atas dasar itu maka prosedur ang¬garan komponen anggaran seharusnya fit dengan komponen anggaran yang lain.
Perbedaan penelitian dibandingkan dengan sejumlah penelitian komponen anggaran sebelum¬nya adalah bahwa penelitian komponen anggaran sebelumnya baik itu partisipasi, revisi, sasaran, evaluasi anggaran diuji kontinjensinya dengan variabel perilaku seperti motivasi, komitmen atau variabel organisasional seperti strategi dan struk¬tur organisasi. Dengan perbedaan tersebut pene¬litian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris baru yang menjelaskan serta memberi kontribusi terhadap teori dan praktik pengang¬garan serta referensi mengenai keterkaitan komponen anggaran dalam prosedur anggaran.
http://societykamaru.blogspot.com

Struktur Modal Perusahaan dan Variabel yang Mempengaruhinya

Pada umumnya penelitian mengenai struktur modal difokuskan pada proporsi antara hutang (debt) dengan modal (equity) yang dilihat pada sisi kanan dari neraca perusahaan. Tujuan dari manajemen struktur modal ini adalah untuk memadukan sumber dana permanen yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai struktur modal yang optimal supaya dapat memaksimalkan nilai perusahaan tersebut. Menurut Vale (1989), “Struktur modal menggambarkan kombinasi pembiayaan jangka panjang yang digunakan untuk memperoleh aset suatu bisnis” (p.51). Sasaran pokok bagi manajer keuangan adalah mencari struktur modal yang optimal. Sejalan dengan pengertian di atas, menurut Ross; Westerfield; dan Jordan (2003), ”Struktur modal adalah kombinasi yang spesifik antara hutang jangka panjang dan ekuitas yang digunakan perusahaan dalam membiayai perusahaannya” (p.567). Kombinasi tersebut akan mempengaruhi resiko dan nilai dari perusahaan. Brigham dan Houston (2001) mengatakan bahwa Struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham(p.12-13).

Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Rajan dan Zingales (1995), terdapat empat variabel yang mempengaruhi leverage. Variabel-variabel tersebut adalah market-to-book ratio, tangibility, profitability, dan firm size. Mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Wurgler, fokus pada penelitian ini ada pada market-to-book ratio, sebagai proxy dari equity market timing. Namun penelitian ini tetap memasukkan ketiga variabel lainnya, yaitu tangibility, profitability, dan firm size sebagai variabel kendali. Market-to-book ratio merupakan proxy dari kesempatan investasi dan persepsi dari mispricing (overvalued atau undervalued). Market-to-book ratio ini juga mengindikasikan tingkat kemakmuran suatu perusahaan dengan perbandingannya adalah jumlah modal yang diinvestasikan ke dalam perusahaan oleh para pemegang saham di masa sekarang dan masa lalu. Market-to-book ratio yang tinggi juga mengindikasikan adanya peningkatan pembiayaan eksternal perusahaan dan sebaliknya. Market-to-book ratio didefinisikan sebagai market value of assets dibagi dengan book value of assets.
Tangibility. Berdasarkan perspektif trade-off theory dan agency theory, perusahaan-perusahaan yang mempunyai fixed assets dalam jumlah yang banyak, akan cenderung mempunyai jumlah hutang lebih banyak daripada perusahaan-perusahaan yang mempunyai fixed assets dalam jumlah yang sedikit (Smart,Megginson, dan Gitman, 2004). Hal ini disebakan karena fixed assets dapat digunakan sebagai jaminan apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan sehingga perusahaan akan mencari pinjaman dari luar. Fixed assets ini memiliki bentuk fisik dan mudah dinilai oleh pemberi hutang, karena itu fixed assets ini lebih mudah dijaminkan daripada intangible assets. Tangibility didefinisikan sebagai tanah, properti dan peralatan.

Profitability. Frank dan Goyal (2004) mencatat bahwa perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, cenderung mempunyai tingkat hutang yang rendah. Hal ini dapat dijelaskan melalui pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi mempunyai sumber dana internal yang melimpah. Profitability didefinisikan sebagai earning before interest and taxes (EBIT). EBIT ini juga bisa dianggap sama sebagai operating profit yang dapat mengukur kinerja dari aktivitas komersial perusahaan tanpa memperhatikan pembiayaan (Solomon dan
Pringle, 1977).
Firm size mengindikasikan bahwa semakin besar suatu perusahaan semakin besar pula tingkat hutangnya (Smart, Megginson, dan Gitman, 2004). Hubungan yang positif antara firm size dan leverage ini dikarenakan perusahaan besar mempunyai tingkat kredibilitas yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil sehingga perusahaan besar mempunyai akses yang lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman. Perusahaan besar ini pada umumnya lebih dikenal oleh pihak luar seperti investor dan analis, sehingga informasi yang diterima pihak luar simetris dengan manajer perusahaan. Perusahaan yang kecil atau masih muda
kemungkinan memiliki kas inflows yang rendah dalam menghadapi peluang investasi yang menguntungkan, tidak mempunyai akses untuk masuk pada pasar modal regular, sehingga pada saat yang bersamaan ini perusahaan kecil enggan untuk mengajak pihak luar (outsiders) sebagai partner atau rekan kerja (Solomon dan Pringle, 1977). Firm size didefinisikan sebagai logaritma dari net sales.
Variabel terakhir yang dimasukkan adalah lagged leverage. Lagged leverage dimasukkan karena apabila lagged leverage tidak dikontrol akan membuat efek dari variable-variabel lainnya tidak tampak. Nilai leverage dibatasi antara nol dan satu. Apabila leverage mendekati salah satu dari batasan ini (mendekati nol atau mendekati satu) maka perubahan leverage akan terjadi satu arah tanpa dipengaruhi oleh nilai dari variabel-variabel lainnya.
http://societykamaru.blogspot.com

Penerapan Akuntansi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan

SUCIPTO
Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan selalu menghadapi berbagai masalah. Diantaranya adalah bagairnana agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat tercaya keuntungan yang maksimal. Untuk menghadapi masalah tersebut, diperlukan suatu sistem pelaporan intern yang memadai, sehingga kalau terjadi penyelewengan ataupun pemborosan dalam proses produksi dapat segera diatasi. Dalam sistem pelaporan intern ini diperlukan akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen merupakan jaringan penghubung yang sistematis dalam penyajian informasi yang berguna dan dapat daya untuk membantu pimpinan perusahaan dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Informasi akuntansi manajemen ini terdiri dari informasi akuntansi biaya penuh (full cost accounting), informasi akuntansi deferensial (differential accounting), dan akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting). Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dalgan objek informasi seperti produk departemen dan aktivitas perusahaan maka akan dihasilkan informasi akuntansi penuh. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan alternatif yang akan dipilih, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi diferensial, yang sangat dibutuhkan oleh manajemen untuk tujuan pengambilan keputusan pemilihan beberapa alternatif. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungakan dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban yang terutama bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.
Pengambilan keputusan tentang pemilihan beberapa alternatif pada akuntansi diferensial dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Keputusan jangka panjang dan keputusan jangka pendek. Keputusan jangka panjang merupakan keputusan yang diambil manajer, dimana hasil dari keputusan tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih dari satu tahun. Altematif yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan jangka panjang antara lain yaitu; membeli atau menyewa mesin, membeli mesin secara tunai atau angsuran, dan lain-lain.
Keputusan jangka pendek merupakan keputusan yang diambil manajer, dimana hasil dari keputusan tersebut dapat langsung dirasakan pada tahun dimana keputusan tersebut diambil. Altrenatif yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan jangka pendek antara lain yaitu; apakah pesanan dibawah harga pokok diterima atau ditolak, menjual sekarang atau memproses lebih lanjut produk tertentu.


BAB II
1. Pengertian Akuntansi Manajemen

Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha, mulai dari badan usaha kecil yang tidak mencari keuntungan sampai pada perusahaan besar yang mencari keuntungan membutuhkan informasi akuntansi yang digunakan sebagai alat perencanaan, pengawasan maupun sebagai dasar pengambilan keputusan. Dilihat dari pengertian akuntansi itu sendiri mempunyai banyak definisi seperti yang selama ini dikenal. Hal ini karena luasnya ruang lingkup dari kegiatan akuntansi akibatnya antara definisi yang satu dengan definisi yang lainnya terdapat perbedaan penekanannya. Walaupun demikian definisi-definisi terebut telah memberikan pengertian definisi akuntansi yang menekankan fungsi akuntansi sebagai sumber informasi.
Di pandang dari segi aspek informasi menurut R.A. Supriyono (1993, hal.18) akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut : "Akuntansi adalah aktivitas yang menghasilkan jasa yaitu berfungsi menyajikan informasi kuantitatif yang pada dasarnya bersifat keuangan dari suatu satuan usaha atau organisasi tertentu, informasi tersebut akan dapat
dipakai oleh pihak eksternal maupun pihak internal untuk pengambilan keputusan dengan memilih beberapa alternatif”.
Definisi di atas menjelaskan tentang fungsi akuntansi sebagai sumber informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak eksternal untuk pengambilan keputusan, dan informasi keuangan tersebut digunakan oleh pihak internal untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif.
download jurnalnya disini okey
http://societykamaru.blogspot.com

Desain Organisasi

Dimensi Desain Organisasi
Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1. Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi. Dimensi struktural terdiri dari:

a. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi itu dibakukan (Bedelan & Zammuto, 1991:129). Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan tersebut mempunya tingkat keleluasaan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana ia harus mengerja kan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu: Formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi berdasarkan aliran pekerjaan, dan formalisasi berdasarkan peraturan.

b. Spesialisasi
Spesialisasi hakikatnya ialah daripada dilakukan oleh satu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan (Daft, 1998:16). Suatu spesialisasi kerja ikatakan bersifat ekstensif apabila setiap karyawan hanya mengerjakan tugas-tugas tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu spesialisasi dikatakan rendah apabila karyawan mengerjakan tugas-tugas yang mempunyai batasan yang luas. Ada 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu:
1. Spesialisasi horisontal
Spesialisasi horisontal ini menunjuk pada ruang lingkup suatu pekerjaan, atau pada tingkat mana seorang karyawan melakukan suatu pekerjaan yang lengkap. Semakin kecil bagian suatu karyawan terhadap suatu pekerjaan secara keseluruhan, maka semakin horizontal tingkat spesialisasi pada pekerjaan tersebut.
2. Spesialisasi vertikal
Spesialisasi vertikal menunjuk pada tingkat kontrol yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap suatu pekerjaan. Semakin banyak keputusan yang dibuat oleh seorang karyawan, mengenai bagaimana dan kapan harus melakukan suatu tugas, dan semakin terbatas perilaku karyawan untuk melakukan tugas tersebut diatur oleh peraturan, prosedur, pengawasan ataupun teknologi, semakin rendah tingkat spesialisasi vertikalnya.

c. Standarisasi
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di desain untuk membuat aktivitas organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis akan memfasilitasi adanya koordinasi (Jackson & Morgan, 1978:92).

d. Hierarki Otoritas.
Otoritas merupakan bentuk dari kekuasaan yang ada pada suatu posisi atau kantor (Robbins, 2003:429). Ketika hak untuk mengatur bawahan termasuk dalam otoritas seseorang, maka otoritas tersebut memberikan hak untuk membatasi pilihan dan perbuatan yang dilakukan oleh bawahan. Hirarki berhubungan dengan “span of control”, yaitu jumlah karyawan yang melapor pada seorang supervisor. Ketika span of control ini sempit, hirarki otoritasnya cenderung tinggi, ketika span of control ini lebar, hirarki otoritasnya akan lebih pendek.

e. Kompleksitas
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun subsistem pada organisasi. Kompleksitas bisa diukur melalui 3 (tiga) diferensiasi yaitu vertikal, horizontal dan spatial.
1. Diferensiasi vertikal. Semakin banyak tingkatan yang ada antara manajemen puncak
dengan bagian operasional, organisasi tersebut semakin kompleks.
2. Diferensiasi horisontal adalah jumlah jenis pekerjaan satu departemen yang ada pada
organisasi. Semakin banyak jumlah pekerjaan yang ada pada suatu organisasi yang
membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus, semakin tinggi kompleksitas horisontal pada organisasi tersebut.
3. Diferensiasi spasial adalah jumlah daerah dari keberadaan organisasi secara fisik.
Dengan meningkatnya diferensiasi spasial ini maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.

f. Sentralisasi
Istilah sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Dikatakan bahwa ketika manajemen puncak membuat keputusan-keputusan kunci dalam organisasi dengan masukan yang terbatas dari
karyawan yang berada di bawahnya, maka organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi. Sebaliknya, semakin banyak karyawan yang berada di bawah manajemen puncak memberikan masukan bagi pengambilan keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi
lebih terdesentralisasi.Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi tinggi akan mempunyai struktur yang berbeda dengan perusahaan yang terdesentralisasi.

g. Profesionalisme
Profesionalisme adalah level dari pendidikan formal dan training yang harus dimiliki dan diikuti oleh karyawan. Profesionalisme dianggap tinggi apabila karyawan harus mengikuti training dalam jangka waktu yang lama untuk memegang suatu pekerjaan atau jabatan pada perusahaan.

h. Personnel ratio.
Personel ratio menunjuk pada jumlah karyawan pada suatu fungsi atau departemen tertentu.

2. Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural organisasi, yang terdiri dari:
a. Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam
organisasi tersebut.
b. Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output.
c. Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen
kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial.

Bentuk Desain Organisasi
Bentuk dari desain organisasi ini ditentukan oleh tingkat formalisasi yang dilakukan, tingkat sentralisasi dalan organisasi, kualifikasi karyawan, span of control yang ada serta komunikasi dan koordinasi yang ada dalam organisasi (Robbins,2003:136). Bentuk desain organisasi terdiri dari:
a. Organic
Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
b. Mostly Organic
Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterap
kan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak
dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
c. Mechanistic
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
d. Mostly Mechanistic
Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut.
http://societykamaru.blogspot.com

Lembaga Ekonomi


A. Pengertian Lembaga dan Organisasi Sosial
Lembaga social adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.
Organisasi social adalah suatu unit social yang sengaja dibentuk dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Perwujudan lembaga social berupa organisasi sosial. Asosiasi atau organisasi social mempunyai peraturan, ketentuan dan tata tertib yang disebut lembaga social. Lembaga sosial bersifat tidak tampak/abstrak, organisasi bersifat nyata/konkret.



B. Lembaga Ekonomi
1. Pengertian
Lembaga ekonomi ialah pranata yang mempunyai kegiatan bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
2. Fungsi, tujuan dan peranan lembaga ekonomi
Fungsi lembaga ekonomi:
• Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan
• Memberi pedoman untuk barter dan jual beli barang
• Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja dan cara pengupahan
• Memberi pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja
• Memberi identitas diri bagi masyarakat
Tujuan lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat.

3 unsur penting dalam kegiatan ekonomi:
1. Produksi
• Ekstraktif : memungut/mengambil langsung dari alam tanpa mengubah sifat dan bentuk barang
• Agraris : dengan mengolah tanah untuk menanam tumbuh tumbuhan
• Industri : dengan mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi
• Jasa : penyediaan dan layanan bagi orang lain
• Perdagangan : bergerak dibidang jual beli barang, sehingga terjadi perpindahan hak milik.
2. Distribusi dan pemasaran

C. Pola Politik Ekonomi
1. Sisitem feodalisme: sepreangkat lembaga politik dan ekonomi yang menempatkan pemilik tanah (raja) dan prajurit yang menjaga keamanan sebagai pelindung warga, harta benda, dan hak penggunaan tanah.
Feodalisme menempatkan menempatkan posisi petani penggarap dan kaum bangsawan secara diskriminatif. Sisitem ini berlaku sebelum abad ke-20.
2. Sistem merkantilisme: sisitem ekonomi yang Negara bertanggung jawab mengendalikan dan mengarahkan segenap kegiatan ekonomi termasuk melarang masuknya seseorang yang memiliki keterampilan atau mata pencarian satu ke mata pencarian lain.
3. Sistem kapitalisme: reaksi system merkantilisme, kebebasan pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme modern saat ini menganut prinsip pemupukan modal, penciptaan usaha dan ekspansionalisme, seperti Amerika Serikat.
4. Sistem komunisme: paham yang menempatkan partai tunggal dan dictator sebagai wakil rakyat. Semua koordinasi ekonomi ditentukan oleh Negara atau partai yang berkausa.tidak ada peluang untuk bersaing bebas, seperti Kuba dan Korea Utara.
5. Sistem sosialisme: system untuk merombak masyarakat kea rah persamaan hak dan pembatasan hak milik pribadi untuk kesejahteraan masyarakat. Paham ini muncul sebagai reaksi dari ketidakpuasan dan ketimpangan pemilikan modal dan ketidakadilan dari industrialisasi dan kapitalisme.

C. Krisis Ekonomi Global 2008
Singkatnya, krisis ekonomi AS terjadi menurut kompas karena penumpukan hutang nasional AS yang mencapai 8.98 triliun USD, pengurangan pajak korporasi, pembengkakan biaya perang Irak dan Afghanistan, dan yang paling krusial adalah Subprime Mortgage: Kerugian surat berharga property sehingga membangkrutkan Lehman Brothers, Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock, UBS, Mitsubishi UF.
Krisis ekonomi Amerika dimulai dengan pelonggaran peraturan pengucuran kredit bank oleh pemerintah yang menyebabkan kredit bank bisa diakses dengan lebih mudah oleh orang dengan kualifikasi yang tidak meyakinkan dan juga oleh orang yang sebenarnya punya banyak hutang lain. Kebijakan ini juga mendorong spekulasi berlebihan atas properti yang menyebabkan harga properti melambung tinggi hanya dalam waktu beberapa tahun rent apartment juga jadi naik tiap tahun satu waktu, harga2 ini tidak bisa lagi dijangkau oleh pasar, akhirnya penjualan rumah dan apartment merosot drastis, padahal tadinya dibeli dengan hutang utk dijual lagi dengan harga tinggi. Jadilah kredit macet yang buntutnya krisis keuangan di bank yang sekarang mulai terasa di sector riil. Dampaknya belum separah krisis Asia. Yang terkena PHK, para karyawan badan keuangan penyalur kredit atau kontraktor properti yang kehilangan pekerjaan. Dampak yang lain adalah banyak orang tiba-tiba terlilit hutang bank dan rumah mereka yang buat spekulasi tadi disita oleh bank dan dijual murah.. tapi sedikit demi sedikit krisis ini sudah mulai terasa terutama di pasar saham. Harga indeks saham amerika merosot tajam.
Sebuah perusahaan yang go public di Amerika dituntut untuk meningkatkan laba hingga 20 persen tiap tahunnya. Tentang bagaimana caranya, CEO dan direktur yang akan mengaturnya. Pemilik perusahaan atau pemegang saham tidak mau tau yang penting harga saham naik dan laba terus meningkat.
Mengapa harga saham harus selalu naik, alasannya adalah jika saham dijual maka harga saham harus lebih tinggi dari harga saham saat membeli. Dan mengapa laba harus naik? alasannya jika saham tidak dijual maka setiap tahunnya mereka bisa mendapat pembagian laba atau deviden yang bertambah banyak.
Sehingga CEO (chief executive officer) selalu mencari cara untuk melakukan 2 hal di atas tadi. Alasannya agar tetap dapat mempertahankan jabatan dan gaji dan bonus yang selalu meningkat. CEO perusahaan besar di AS bisa 100 kali gaji Presiden Bush. Sehingga antara pemegang saham dan CEO menemukan sumbu temu untuk mendapatkan 2 hal di atas.
Berbagai cara dilakukan hingga melibatkan pelaku politik, banyak kebijakan yang memungkinkan perubahaan aturan dan undang-undang untuk memungkinkan segala cara para CEO tersebut. Bagi pelaku politik keuntungannya adalah mendapatkan dana kampanye dan dukungan.
Dengan cara ini ekonomi AS berkembang pesat, semua orang mampu membeli kebutuhan hidup. Sehingga AS memerlukan banyak barang. Jika tidak bisa dibuat di dalam negeri maka pesan dari negara lain. Maka tak heran China memiliki cadangan devisa terbesar yaitu 2 triliun USD karena memasok banyak barang ke AS.
Sudah 60 tahun AS membesarkan perusahaan seperti itu, yang merupakan bagian dari ekonomi kapitalis sehingga AS menjadi penguasa dunia. Tapi itu belum cukup, segala hal harus yang terbaik, terkomputerisasi, bonus yang sudah besar harus dibuat lebih besar lagi. Disinilah ketamakan AS terlihat.
Ketika semua orang sudah membeli rumah, seharusnya tidak ada lagi perusahaan penjual rumah. Namun kenyataannya perusahaan harus meningkatkan penjualan untuk mendapatkan pertumbuhan laba. Maka dicarilah jalan agar rumah terjual lebih banyak. Jika orang sudah memiliki rumah maka diciptakan agar kucing dan anjing juga memiliki rumah. Termasuk mobil.
Namun ketika kucing dan anjing sudah memiliki rumah, siapa lagi yang harus membeli? Maka di tahun 1980, Pemerintah AS mengeluarkan keputusan ‘Deregulasi Kontrol Moneter’, intinya dalam kredit rumah, perusahaan real estate diperbolehkan menggunakan variable bunga. Artinya boleh mengenakan bunga tambahan dari bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini merupakan peluang besar bagi perusahaan real estate, broker, asuransi dan keuangan.
Maka, Amerika memberlakukan Paket penyelamatan ekonomi (baillout) Amerika Serikat (AS) senilai US$ 700 miliar, yang disetujui Kongres AS, pada Jumat (3/10), akan menciptakan sentimen positif di pasar keuangan dan pasar modal global. Meski demikian, krisis sektor keuangan, yang dikhawatirkan membawa perekonomian AS menuju resesi masih tetap mengancam perekonomian global, seiring dengan meningkatnya angka pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan turunnya produksi sektor manufaktur di negeri adi daya itu.

D. Dampak Bagi Indonesia
Dampak negative krisis ekonomi global pada Indonesia ialah karena pembiayaan kegiatan investasi di Indonesia (baik oleh pengusaha dalam maupun luar negeri) akan terus menciut, penyerapan tenaga kerja melambat dan akibatnya daya beli masyarakat turun-yang akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Harga saham perusahaan dalam negeri pun menurun drastis dan nilai mata uang Indonesia menurun disbanding dolar yang menguat.
Pemerintah mengatakan bahwa krisis ekonomi global yang berdampak ke Indonesia ini tidak akan separah krisis moneter 1997-1998 lalu. Krisis ekonomi saat itu sangat parah karena terjadi political crisis, harga minyak turun hingga 20 dolar/barel, kekeringan panjang karena El Nino dan pergolakan konflik di beberapa daerah.
Upaya pemerintah ialah pembentukan tim khusus yang merupakan sinergi antara pemerintah, perbankan, dan dunia usaha guna mengantisipasi dampak krisis ekonomi global terhadap Indonesia. Pemerintah perlu meningkatkan kepercayaan pelaku pasar domestik, demi mengantisipasi dampak jangka menengah panjang krisis tersebut. Harus ada sosialisasi kepada masyarakat, bahwa pemerintah siap menghadapi krisis perekonomian AS. Pemerintah dapat memulainya dengan mengatur aliran dana besar yang berpotensi masuk ke negara berkembang, seperti Indonesia, pascapaket penyelamatan (baillout) Pemerintah AS senilai US$ 700 miliar cair. Dengan cara itu, para pemodal akan melirik negara berkembang untuk menempatkan dananya, karena kondisi pasar keuangan tergolong aman dan berpengalaman terhadap krisis. Kalangan usaha juga menginginkan pemerintah secara hati-hati mengendorkan kebijakan uang ketat dan membuat prioritas produk-produk andalan Indonesia yang tetap mendapat dukungan dari perbankan. Kalau tidak, produktivitas akan menurun dan akan ada unemployment. Pemerintah juga diminta untuk diversifikasi pasar ke Timur- Tengah dan Rusia dan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi dalam bentuk investasi langsung.

Selain itu, pemerintah dapat melakukan pendekatan kepada korporasi besar yang terkait langsung dengan transaksi bernilai besar, baik di sektor ekspor-impor, pasar modal, serta pasar keuangan (valas). Tujuannya untuk meredam, jangan dibiarkan bebas. Karena dana tersebut, berpotensi menimbulkan krisis, seperti krisis likuiditas yang menimpa sektor perbankan saat ini.
Dengan kebijakan yang tepat, pemerintah dapat menghambat aliran dana itu, baik yang masuk maupun keluar, sehingga tidak berpengaruh besar terhadap instrumen keuangan lokal.


Sumber:
1. Sosiologi Esis: Kun Maryati
2. www.antara.co.id
3. www.pinara.net
4. www.beritasore.com
5. Kompas
http://societykamaru.blogspot.com

Pola Politik Ekonomi

1. Sisitem feodalisme: sepreangkat lembaga politik dan ekonomi yang menempatkan pemilik tanah (raja) dan prajurit yang menjaga keamanan sebagai pelindung warga, harta benda, dan hak penggunaan tanah.
Feodalisme menempatkan menempatkan posisi petani penggarap dan kaum bangsawan secara diskriminatif. Sisitem ini berlaku sebelum abad ke-20.
2. Sistem merkantilisme: sisitem ekonomi yang Negara bertanggung jawab mengendalikan dan mengarahkan segenap kegiatan ekonomi termasuk melarang masuknya seseorang yang memiliki keterampilan atau mata pencarian satu ke mata pencarian lain.
3. Sistem kapitalisme: reaksi system merkantilisme, kebebasan pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Kapitalisme modern saat ini menganut prinsip pemupukan modal, penciptaan usaha dan ekspansionalisme, seperti Amerika Serikat.
4. Sistem komunisme: paham yang menempatkan partai tunggal dan dictator sebagai wakil rakyat. Semua koordinasi ekonomi ditentukan oleh Negara atau partai yang berkausa.tidak ada peluang untuk bersaing bebas, seperti Kuba dan Korea Utara.
5. Sistem sosialisme: system untuk merombak masyarakat kea rah persamaan hak dan pembatasan hak milik pribadi untuk kesejahteraan masyarakat. Paham ini muncul sebagai reaksi dari ketidakpuasan dan ketimpangan pemilikan modal dan ketidakadilan dari industrialisasi dan kapitalisme.
http://societykamaru.blogspot.com

Krisis Ekonomi Global 2008

Singkatnya, krisis ekonomi AS terjadi menurut kompas karena penumpukan hutang nasional AS yang mencapai 8.98 triliun USD, pengurangan pajak korporasi, pembengkakan biaya perang Irak dan Afghanistan, dan yang paling krusial adalah Subprime Mortgage: Kerugian surat berharga property sehingga membangkrutkan Lehman Brothers, Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock, UBS, Mitsubishi UF.
Krisis ekonomi Amerika dimulai dengan pelonggaran peraturan pengucuran kredit bank oleh pemerintah yang menyebabkan kredit bank bisa diakses dengan lebih mudah oleh orang dengan kualifikasi yang tidak meyakinkan dan juga oleh orang yang sebenarnya punya banyak hutang lain. Kebijakan ini juga mendorong spekulasi berlebihan atas properti yang menyebabkan harga properti melambung tinggi hanya dalam waktu beberapa tahun rent apartment juga jadi naik tiap tahun satu waktu, harga2 ini tidak bisa lagi dijangkau oleh pasar, akhirnya penjualan rumah dan apartment merosot drastis, padahal tadinya dibeli dengan hutang utk dijual lagi dengan harga tinggi. Jadilah kredit macet yang buntutnya krisis keuangan di bank yang sekarang mulai terasa di sector riil. Dampaknya belum separah krisis Asia. Yang terkena PHK, para karyawan badan keuangan penyalur kredit atau kontraktor properti yang kehilangan pekerjaan. Dampak yang lain adalah banyak orang tiba-tiba terlilit hutang bank dan rumah mereka yang buat spekulasi tadi disita oleh bank dan dijual murah.. tapi sedikit demi sedikit krisis ini sudah mulai terasa terutama di pasar saham. Harga indeks saham amerika merosot tajam.
Sebuah perusahaan yang go public di Amerika dituntut untuk meningkatkan laba hingga 20 persen tiap tahunnya. Tentang bagaimana caranya, CEO dan direktur yang akan mengaturnya. Pemilik perusahaan atau pemegang saham tidak mau tau yang penting harga saham naik dan laba terus meningkat.
Mengapa harga saham harus selalu naik, alasannya adalah jika saham dijual maka harga saham harus lebih tinggi dari harga saham saat membeli. Dan mengapa laba harus naik? alasannya jika saham tidak dijual maka setiap tahunnya mereka bisa mendapat pembagian laba atau deviden yang bertambah banyak.
Sehingga CEO (chief executive officer) selalu mencari cara untuk melakukan 2 hal di atas tadi. Alasannya agar tetap dapat mempertahankan jabatan dan gaji dan bonus yang selalu meningkat. CEO perusahaan besar di AS bisa 100 kali gaji Presiden Bush. Sehingga antara pemegang saham dan CEO menemukan sumbu temu untuk mendapatkan 2 hal di atas.
Berbagai cara dilakukan hingga melibatkan pelaku politik, banyak kebijakan yang memungkinkan perubahaan aturan dan undang-undang untuk memungkinkan segala cara para CEO tersebut. Bagi pelaku politik keuntungannya adalah mendapatkan dana kampanye dan dukungan.
Dengan cara ini ekonomi AS berkembang pesat, semua orang mampu membeli kebutuhan hidup. Sehingga AS memerlukan banyak barang. Jika tidak bisa dibuat di dalam negeri maka pesan dari negara lain. Maka tak heran China memiliki cadangan devisa terbesar yaitu 2 triliun USD karena memasok banyak barang ke AS.
Sudah 60 tahun AS membesarkan perusahaan seperti itu, yang merupakan bagian dari ekonomi kapitalis sehingga AS menjadi penguasa dunia. Tapi itu belum cukup, segala hal harus yang terbaik, terkomputerisasi, bonus yang sudah besar harus dibuat lebih besar lagi. Disinilah ketamakan AS terlihat.
Ketika semua orang sudah membeli rumah, seharusnya tidak ada lagi perusahaan penjual rumah. Namun kenyataannya perusahaan harus meningkatkan penjualan untuk mendapatkan pertumbuhan laba. Maka dicarilah jalan agar rumah terjual lebih banyak. Jika orang sudah memiliki rumah maka diciptakan agar kucing dan anjing juga memiliki rumah. Termasuk mobil.
Namun ketika kucing dan anjing sudah memiliki rumah, siapa lagi yang harus membeli? Maka di tahun 1980, Pemerintah AS mengeluarkan keputusan ‘Deregulasi Kontrol Moneter’, intinya dalam kredit rumah, perusahaan real estate diperbolehkan menggunakan variable bunga. Artinya boleh mengenakan bunga tambahan dari bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini merupakan peluang besar bagi perusahaan real estate, broker, asuransi dan keuangan.
Maka, Amerika memberlakukan Paket penyelamatan ekonomi (baillout) Amerika Serikat (AS) senilai US$ 700 miliar, yang disetujui Kongres AS, pada Jumat (3/10), akan menciptakan sentimen positif di pasar keuangan dan pasar modal global. Meski demikian, krisis sektor keuangan, yang dikhawatirkan membawa perekonomian AS menuju resesi masih tetap mengancam perekonomian global, seiring dengan meningkatnya angka pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan turunnya produksi sektor manufaktur di negeri adi daya itu.
http://societykamaru.blogspot.com

Menyusun Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang

Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu single step dan multiple step.
A. Single Step/Langsung.

Laporan single step/langsung yaitu laporan laba rugi di mana semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu, demikian juga untuk bebannya, kemudian dicari selisihnya untuk mengetahui laba atau rugi.B. Multiple Step (Bertahap)
Laporan laba rugi bentuk multiple step (bertahap) adalah laporan laba rugi dengan mengelompokkan atau memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, dan memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha, baru kemudian dicari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi usaha.
http://societykamaru.blogspot.com

FLOW PROSES PRODUKSI PADA PABRIK DAN PERANAN PPIC TERHADAP TERJADINYA PROSES PRODUKSI

Pertama kita lihat terlebih dahulu permintaan pasar atau konsumen . Yang dalam hal ini marketing lah yang mendapatkan tugas ini. Kemudian setelah marketing mengumpulkan data permintaan konsumen, sang marketing tersebut mengajukan data tersebut ke departemen PPIC yang dalam hal ini bertugas sebagai perencana pada terjadinya proses produksi. PPIC disini sangat mempengaruhi proses terjadinya produksi, PPIC dari mulai penyediaan blak part / bahan mentah hingga mendelivery / mengirim finish part / barang jadi ke pada konsumen. Di sini saya akan lebih menitik beratkan tugas-tugas dari PPIC yang mendukung terjadinya proses produksi.


Berikut adalah flow proses produksi pada pabrik dan peranan PPIC dalam terjadinya proses produksi tersebut.

           
1.      PPIC menerima blank part dari vendor / supplayer kemudian menghitung quantity / jumlah dari barang yang dikirim oleh supplayer tersebut. Yang selanjutnya dilakukan pengecekan kualitas oleh departemen quality control. Apakah barang itu layak / ok untuk di produksi.
2.      Setelah barang mentah / blank part dinyatakan ok oleh departemen quality control. Selanjutnya PPIC merekap kembali quantity blank part ok tersebut. Setelah semua selesai selanjutnya.
3.      PPIC mendelivery / mengirim blank part tersebut ke departemen produksi yang selanjutnya akan diproses oleh departemen produksi.
4.      PPIC disini yang bertindak sebagai perencana target yang di buat oleh departemen produksi.
5.      Dan juga sebagai pembantu atau pendukung dari terjadinya proses produksi. Seperti mmpersiapkan stock penyediaan blak part, ketika blank part tersebut hilang / rusak / NG yang disbabkan oleh proses produksi
6.      Setelah blank part selesai di produksi, kemudian departemen quality control melakukan pengecekan terhadap barang / part yang telah selesai di produksi oleh departemen produksi. Apakah barang /part tersebut OK atau NG.
7.      Setelah barang / part dinyatakan OK oleh departemen quality control selanjutnya di packing dan di kirim kembali ke PPIC
8.      Disini PPIC kembali bertugas menghitung quantity / jumlah finish part OK yang di hasilkan oleh departemen produksi.
9.      Setalah semua finish part OK kemudian PPIC kembali merekap quantity barang yang akan selanjutnya didistribusikan / di delivery kepada konsumen


SEMOGA  BERMANFAAT
http://societykamaru.blogspot.com

ADMINISTRASI BISNIS DAN PERKANTORAN MODERN

PENGERTIAN ADMINISTRASI BISNIS DAN PERKANTORAN MODERN


Admisnistrasi Niaga atau yang sekarang menjadi popular dengan sebutan Administrasi Bisnis, adalah bagian dari ilmu-ilmu sosial yang mempelajari proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam upaya mencapai suatu tujuan,merupakan ilmu yang berfokus pada prilaku manusia. Sebagai ilmu, administrasi mempunyai objek, subjek, dan metode. Objek dari ilmu administrasi adalah orang-orang dengan prilakunya, subjek yang dipelajari adalah bentuk atau bagian serta mekanisme kerja sama, sedangkan metode merupakan cara atau pemikiran yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dari kerja sama tersebut.
        Dalam karya besar Henri Fayol yang berjudul ADMINISTRATION INDUSTRIELLE ET
GENERALE yang membawa pengaruh besar atas ide-ide manajeman bisnis di Eropa dan terutama pada sejumlah Negara latin Amerika membagi fungsi pokok “ADMINISTRATION” kedalam lima aspek pokok, antaralain:
a) Merencanakan ( to plan)
b) Mengorganisasi (to organize)
c) Memimpin (to command)
d) Melaksanakan pengkoordinasian ( to coordinate)
e) Melaksanakan pengawasan (to control)
         CIRI-CIRI ADMINISTRASI adalah sebagai berikut:
a). Adanya kelompok manusia (2 orang atau lebih)
b). Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
c). Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
d). Adanya tujuan kelompok
Pendapat yang mempersamakan administrasi dan manajemen
a. William H. Newman:
Bukunya berjudul “administrative action”, tapi isinya menyangkut “the techniques of organization and managemen”.
b. M.E. Dimock :
“Administration or management is a planned approach to the solving of all kinds of problems in almost eveery individual or group acitivity both public or private”.
PERKANTORAN MODERN
Kamus besar Bahasa Indonesia (2002) mengartikan perkataan modern dengan “terbaru” “mutakhir”, “sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman”. Dalam hal kantor, maka sifat, sikap dan cara berfikir serta bertindak sebagaimana disebutkan dalam istilah modern adalah berkenaan dengan penanganan data/informasi. Perkantoran modern mempunyai ciri-ciri:
a.      memiliki bangunan dan tata ruang yang baik,
b.      menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebeler yang tepat,
c.      para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdisiplin profesional
d.      memiliki sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman.
e.      mendayagunakan biaya, menerapkan tatalaksana yang demokratis, efektif, efesiensi, produktif, berkeadilan, dan perlakuan manusiawi.
Geoffry mills dkk (1990) menegaskan dalam bukunya “Modern Office Management” bahwa teknologi baru terus mengalami kemajuan, terutama dalam bidang “komonikasi dan pengelolaan data”
Kendala yang dihadapi oleh kantor-kantor pemerintah terutama sampai saat ini masih banyak kendala yang disebabkan oleh manajemen birokrasi di pemerintahan dalam hal biaya pengadaan barang-barang yang cenderung menghambat kemajuan kantor pemerintah itu sendiri,  terutama untuk kantor-kantor pemerintah di tingkat pedesaan yang masih sangat terpencil letaknya dukungan komputerisasi masih belum merata, belum lagi kendala SDM walau diakui kantor-kantor di wilayah perkotaan sudah mengarah ke sistem manajemen yang lebih baik, misalnya dalam pengelolaan data atau informasi sudah didukung dengan sistem pemrosesan data (electronic data processing) atau sering disebut dengan SIM (Sistem Informasi Manajemen), walau patut diakui juga belum sepenuhnya direalisasi kearah itu, namun sudah mengarah pada tahapan tersebut (Computer based system).
Keuntungan-keuntungan apabila kantor didukung dengan sistem komputerisasi adalah kecepatan, kecermatan, keterkinian komonikasi dan pemrosesan data. Namun dari berbagai pertimbangan, itu mungkin dapat dilakukan secara serentak atau simultan.
Kelemahan-kelemahan menggunakan komputersisasi adalah sebagai berikut:
a.    Kerusakan salah satu alat sebagai salah satu komponen, atau kesalahan yang terjadi pada salah satu sub sistem akan mengganggu sistem secara keseluruhan.
b.    Kesalahan dalam hal mengambil file induk untuk memasukkan data untuk disimpan, akan menyulitkan penemuannya kembali pada saat diperlukan, lebih-lebih data tersebut diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan  akibatnya bila belum juga ditemukan akan menjadikan keputusan yang diambil menjadi tidak sempurna, dan dapat dibayangkan dampaknya mudah diperkirakan.
c.    Terinfeksinya file-file penting oleh virus-virus akan sangat berpengaruh besar bagi proses pengambilan keputusan.
Semakin modern suatu kantor, sifat dan cakupan kegiatannya semakin menggelobal. Sehubungan dengan itu, semakin modern suatu kantor semakin banyak informasi yang dapat diakses, semakin besar pula peluang yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi atau instansinya. Akan tetapi sebaliknya, dari keuntungan tersebut di atas kantor modern perlu mewaspadai berbagai kemungkinan pengaruh negatif global yang bisa mengacaukan kegiatannya dalam pengelolaan  informasi.  Kita masih ingat korban virus yang terjadi pada pertenegahan Juli 2001 yang mengakibatkan korban  250.000 sistem di Amerika Serikat yang hanya dalam waktu 9 Jam.
http://societykamaru.blogspot.com

business administration

The administration of a business includes the performance or management of business operations and decision making as well as the efficient organization of people and other resources to direct activities toward common goals and objectives.
The word is derived from the Middle English word business administration ', which came from the French administration, itself derived from the Latin administratio — a compounding of ad ("to") and ministrare ("give service").
Administrator is occasionally the title of the general manager or company secretary who reports to a corporate board of directors. This usage is archaic. In general, administration refers to the broader management function, including the associated finance, personnel and MIS services and people.
In some organizational analyses, management is viewed as a subset of administration, specifically associated with the technical and operational aspects of an organization, distinct from executive or strategic functions. Alternatively, administration can refer to the bureaucratic or operational performance of routine office tasks, usually internally oriented and reactive rather than proactive. Administrators, broadly speaking, engage in a common set of functions to meet the organization's goals. These "functions" of the administrator were described by Henri Fayol as "the six elements of administration" (see below).
  • Planning – is deciding in advance what to do, how to do it, when to do it, and who should do it. It maps the path from where the organization is to where it wants to be. The planning function involves establishing goals and arranging them in a logical order. Administrators engage in both short-range and long-range planning.
  • Organizing – involves identifying responsibilities, grouping them into departments or divisions, and specifying organizational relationships.
  • Coordinating synchronizes the elements of the organization and must take into account delegation of authority and responsibility and span of control within units.
  • Directing (Commanding) – is leading people in a manner that achieves the goals of the organization. This requires proper allocation of resources and an effective support system. Directing requires exceptional interpersonal skills and the ability to motivate people. One of the crucial issues in directing is the correct balance between staff needs and production.
  • Review – is a monitoring function that evaluates quality in all areas and detects potential or actual deviations from the organization's plan, ensuring high-quality performance and satisfactory results while maintaining an orderly and problem-free environment. Controlling includes information management, measurement of performance, and institution of corrective actions.
  • Creating output - includes all of the processes that create the product that the business sells.
http://societykamaru.blogspot.com

Biaya Peluang atau Biaya Ekonomi (Opportunity Cost)


Biaya peluang atau biaya ekonomi adalah suatu ukuran dari biaya ekonomi yang harus dikeluarkan dalam rangka memproduksi suatu barang atau jasa tertentu dalam kaitannya dengan alternatif lain yang harus dikorbankan. Misalnya jika kita memilih menggunakan uang kita untuk membeli makanan, maka kita kehilangan biaya peluang untuk membeli pakaian dari uang tadi. Singkatnya, biaya peluang merupakan biaya yang dikorbankan untk memperoleh sesuatu yang lain.
Menghitung Biaya Peluang
Berikut ini akan diuraikan cara menghitung biaya peluang. Agar lebihjelas perhatikan contoh berikut:
Setelah lulus SMA, Farida mendapat 2 tawaran pekerjaan. Tawaran pertama sebagai pelayan toko di dekat rumah dengan gaji Rp400.000,- per bulan. Tawaran kedua sebagai pramusaji di sebuah rumah makan di kotanya dengan gaji Rp900.000,- per bulan.
Dengan beberapa pertimbangan, di antaranya ingin dekat keluarga, akhirnya Farida memutuskan bekerja sebagai pelayan toko. Keputusan Farida memilih bekerja sebagai pelayan toko telah menghilangkan peluang untuk bekerja sebagai pramusaji yang sebenarnya bisa memberikan pendapatan Rp900.000,- per bulan. Dengan demikian, biaya peluang yang ditanggung Farida dengan memilih bekerja sebagai pelayan toko adalah sebesar Rp900.000,- per bulan.

Sumber :
  • Eko, Yuli. 2009. Ekonomi  1 : Untuk SMA dan MA Kelas  X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
  • Mulyati, sri Nur dan Mahfudz, Agus dan Permana, Leni. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

http://societykamaru.blogspot.com

Arus Kegiatan Ekonomi


Dalam melaksanakan kegiatan ekonomi terdapat dua macam arus. Arus kegiatan ekonomi tersebut berasal dari masyarakat sebagi konsumen yang biasanya disebut sebagai rumah tangga konsumsi dan arus yang berasal dari produsen yang biasanya disebut rumah tangga produksi (rumah tangga perusahaan). Kedua rumah tangga tersebut saling berhubungan dan saling membutuhkan sehingga terjadi arus kegiatan ekonomi. Jelasnya, arus kegiatan ekonomi akan terjadi apabila antara rumah tangga komsumsi dan rumah tangga produksi saling mengadakan kerja sama sesuai pungasi dan peranannya masing-masing.

1. Arus Barang

Arus barang adalah berpindahnya barang sebagai hasil dari rumah tangga produksi (rumah tangga perusahaan) ke tangan masyarakat (rumah tangga konsumsi). Rumah tangga konsumsi memerlukan barang dari rumah tangga produksi untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan-kebutuhannya. Agar rumah tangga produksi dapat menghasilkan brang yang diperlukan oleh rumah tangga konsumsi, rumah tangga produksi memerlukan tenaga kerja yang dimiliki oleh rumah tangga konsumsi. Dengan faktor produksi tersebut rumah tangga produksi dapat melaksanakan proses produksi dan sebagai imbalannya rumah tangga produksi memberikan pendapatan kepada rumah tangga konsumsi berupa gaji, upah atau sewa.

2. Arus Uang

Arus Uang dibedakan atas dua hal.
a. Arus uang yang berasal dari rumah tangga produksi kepada rumah tangga konsumsi. Arus uang ini sama halnya dengan yang telah diuraikan terdahulu, yaitu rumah tangga konsumsi menerima upah berupa uang dari rumah tangga produksi.
b. Arus uang yang berasal dari rumah tangga konsumsi kepada rumah tangga produksi. Arus uang ini terjadi karena rumah tangga konsumsi membeli barang hasil produksi dari rumah tangga produksi untuk memenuhi kebutuhannya. Arus ini terjadi sebagai akibat dari pembayaran harga barang.

Selain hal di atas, jika masyarakat melakukan tabungan, berupa surat berharga, giro, deposito maupun bentuk tabungan lainnya, maka akan terjadi arus uang yang berasal dari tabungan ini. Arus uang dari tabungan ini dijelaskan oleh O.P Simorangkir sebagai berikut.


Gambar 1.3 Arus dari tabungan masyarakat

  • Tabungan disimpan di bank berupa giro, deposito, dan bentuk tabungan lainnya (1).
  • Tabungan ini disalurkan oleh bank kepada perusahaan berupa pemberian kredit (2).
  • Kredit yang diterima perusahaan digunakan untuk membiayai produksi perusahaan(3).
  • Selain menabung, masyarakat dapat juga mengadakan juga mengadakan pembelian surat-surat berharga (4).
  • Pembelian surat-surat berharga ini dilakukan di pasar modal (5).
  • Bursa saham menerima uang dari masyarakat dan menyerahkan surat-surat berharga kepada masyarakat (6).
  • Surat-surat berharga tersebut diserahkan kepada masyarakat (7)
  • Hasil penjualan surat-surat berharga digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa yang lebih banyak (8)


3. Hubungan antara Arus Barang dan Arus Uang



Gambar 1.4 Arus kegiatan ekonomi masyarakat

Perhatikanlah arus nomor 1 !

Pada arus pertama ini, rumah tangga konsumsi merupakan sumbermodal bagi terlaksananya produksi pada rumah tangga produksi. Hal ini terlihat dengan adanya penawaran faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan sebagainya. dengan faktor produksi ini, dapat dihasilkan barang dan jasa. Arus ini bisa disebut arus barang/jasa.

Perhatikanlah arus nomor 2 !

Dari rumah tangga produksi mengalir arus uang berupa gaji, upah,sewa, laba, dan jenis pendapatan lainnya ke rumah tangga konsumsi sebagai balas jasa penggunaan faktor produksi yang digunakan oleh rumah tangga produksi dan berasal dari rumah tangga konsumsi.

Perhatikanlah arus nomor 3 !

Pendapatan yang dimiliki rumah tangga konsumsi kembali mengalir ke rumah tangga produksi. Kegiatan yang dilakukan ini dalam rangka pemenuhan konsumsi. Arus uang ini akan terus berlangsung selama rumah tangga konsumsi mempunyai pendapatan yang dapat dibelanjakan dan rumah tangga produksi tetap berproduksi.

Perhatikanlah arus nomor 4 !

Dari rumah tangga produksi mengalir arus barang/jasa yang dibutuhkan rumah tangga konsumsi. Barang atau jasa yang dibutuhkan rumah tangga konsumsi tersebut bisa saja disalurkan oleh perantara, pedagang, dan yang lainnya.
http://societykamaru.blogspot.com

Keseimbangan Pasar [Market Equilibrium]

1.  Pengertian
1.a.  Pasar [secara ekonomi] adalah
  1. pertemuan antara potensial pembeli dan penjual baik secara langsung maupun tidak [melalui komunikasi] untuk mengeatasi conflict of interest antara konsumen dan produsen; atau
  2. suatu lembaga yang memungkinkan terjadinya proses pertukaran dengan jalan menyediakan saluran komunikasi antara potensial pembeli dan penjual.
  • Kebutuhan [tak terbatas]
  • Persediaan [terbatas]
  •   ↓
  • Scarcity [kelangkaan]
  •   ↓
  • Competition
  • [produsen><produsen, konsumen><konsumen, produsen><konsumen]
  •   ↓
  • Conflict of interest [produsen><konsumen] => Market
  • Cooperation via exchange
1.b.  Harga Pasar
Pada harga pasar terjadi pertemuan antara keinginan pembeli dan penjual di mana telah ada kesesuaian antara harga yang diinginkan pembeli dan penjual.  Harga pasar merupakan harga yang terjadi pada saat tercapai keseimbangan pasar.
1.c.  Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar terjadi jika tidak ada excess demand dan excess supply di mana konsumen bersedia membeli pada saat produsen mau menjual pada jumlah dan harga yang sama (∑Qd = ∑Qs).
2.  Syarat-syarat Titik Keseimbangan Pasar
Titik keseimbangan pasar bagi barang dan jasa tertentu harus memenuhi syarat sebagai berikut:
    1. Hanya berlaku untuk nilai-nilai (p dan q) yang positif.
    2. Hanya berlaku untuk titik yang memenuhi syarat bagi (sesuai dengan ciri-ciri dari) Kurva Permintaan maupun Kurva Penawaran.
Jadi keseimbangan pasar hanya ada satu.  Walaupun mungkin ada 2 titik potong antara Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran (secara matematis) tetapi hanya ada satu titik potong antara Kurva Permintaan dan Kurva Penawaran, dengan kata lain hanya satu yang berlaku sebagai titik keseimbangan pasar.
3.  Penjelasan Secara Grafis
[untuk sementara belum bisa dilihat, tunggu sampai ada penampakan! Hehehe ...]
  • Keterangan:
  • E  =  Equilibrium [Keseimbangan]
  • D  =  Demand [Permintaan]
  • S  =  Supply [Penawaran]
  • q  =  jumlah pada keseimbangan pasar
  • p  =  harga pada keseimbangan pasar
3.a.  Konsumen dan produsen membuat kesepakatan pada harga pe, di mana konsumen ingin membeli barang sebanyak qe, sehingga terjadi keseimbangan pasar barang tersebut pada titik E (D=S).
3.b.  Pada harga p1, terjadi kelebihan penawaran (excess supply) sebesar q1aq1b, dan menimbulkan kompetisi di antara produsen sehingga akan mendorong turunnya harga barang dari p1 ke pe.
3.c.  Pada harga p2, terjadi kelebihan permintaan (excess demand) sebesar q2aq2b, dan menimbulkan kompetisi di antara konsumen sehingga akan mendorong naiknya harga barang dari p2 ke pe.
4.  Contoh-contoh Soal
4.a.  Jika diketahui barang A mempunyai Fungsi Permintaan  p = q² – 12q + 36  dan Fungsi Penawarannya adalah  p = q² + 2q + 1  carilah titik keseimbangan pasar barang A serta nilai-nilai q dan p yang berlaku bagi permintaan maupun penawaran barang tersebut.
Jawab 4.a. …
4.b.  Tentukan titik keseimbangan pasar dari Fungsi Permintaan barang B  8q + 3p = 49  dan Fungsi Penawarannya  8q = p² – 5, serta tunjukkan secara grafis!
Jawab 4.b. …
  • Mau lagi?  …
  • Enak aja nggak mau!  Kalau pingin bisa, ya kerjain latihannya sampai otak encer dan tangan lemes buat gambar grafik, hehehe …
  • Okelah kalau begitu
4+.  Tentukanlah titik keseimbangan pasar barang tertentu yang Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawarannya dirumuskan seperti di bawah ini, kemudian gambarkan titik keseimbangan pasar tersebut dalam satu diagram serta tentukan pula nilai-nilai q dan p yang berlaku bagi permintaan dan penawaran barang tersebut:
  1. D:  p = 30 – 5q²                          dan  S:  p = 2q² + 4q + 6
  2. D:  (q + 20)(p + 10) = 400    dan  S:  2p = q + 7 
  3. D:  q = 2 - 2p                               dan  S:  q = 2p – 3
  4. D:  (3q + 4)/(2q – 1) = p          dan  S:  p = 2q + 1
  5. D:  p = 2q² – 22q + 60             dan  S:  p = q² + 2q + 1
  6. D:  q = p² – 9p + 20                   dan  S:  q = p² – 1
Fungsi Permintaan, Fungsi PenawaranKeseimbangan Pasar, dan Pengaruh Pajak Dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar biasanya hanya diberikan dalam 2 kali pertemuan saja dan hampir pasti keluar di UAS [matrix yang mungkin nggak dikeluarkan, karena sangat jarang aplikasinya dalam perekonomian].  Jadi kalau mau lancar, ya kerjakan latihan soal biar saat UAS langsung tahu langkah-langkah penyelesaiannya, 5 menit juga sudah kelar sampai grafiknya. :)  Kalau nggak begitu, pasti susah menelan soalnya, lama mencernanya, waktu habis, dan lewat deh 1 soal, bahkan bisa lebih.
Mudah kok, persamaan sederhana saja.  Berikutnya [kalau waktunya senggang]:  Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar [membuat persamaan sederhana di atas menjadi lebih menarik untuk dipelajari].
http://societykamaru.blogspot.com

Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP)

Halo selamat membaca dan mempelajari Gross Domestic Prodact. Jangan lupa komentar brosss.

Definisi Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP)

Gross Domestic Product (GDP) adalah penghitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis.

Sedangkan menurut McEachern (2000:146), GDP artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. GDP juga dapat digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat.

Gross domestic product hanya mencakup barang dan jasa akhir, yaitu barang dan jasa yang dijual kepada pengguna yang terakhir. Untuk barang dan jasa yang dibeli untuk diproses lagi dan dijual lagi (Barang dan jasa intermediate) tidak dimasukkan dalam GDP untuk menghindari masalah double counting atau penghitungan ganda, yaitu menghitung suatu produk lebih dari satu kali.

Contohnya, grosir membeli sekaleng tuna seharga Rp 6.000,- dan menjualnya seharga Rp 9.000,-. Jika GDP menghitung kedua transaksi tersebut , Rp 6.000,- dan Rp 9.000,-, maka sekaleng tuna itu dihitung senilai Rp 15.000,- (lebih besar daripada nilai akhirnya). Jadi, GDP hanya menghitung nilai akhir dari suatu produk yaitu sebesar Rp 9.000,-. Untuk barang yang diperjual-belikan berulang kali (second-hand) tidak dihitung dalam GDP karena barang tersebut telah dihitung pada saat diproduksi. (2000:146-147).

Tipe-tipe GDP

Ada dua tipe GDP, yaitu :
1) GDP dengan harga berlaku atau GDP nominal, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut.
2) GDP dengan harga tetap atau GDP riil, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain Angka-angka GDP merupakan hasil perkalian jumlah produksi (Q) dan
harga (P), kalau harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi, maka besarnya GDP akan naik pula, tetapi belum tentu kenaikan tersebut menunjukkan jumlah produksi (GDP riil). Mungkin kenaikan GDP hanya disebabkan oleh kenaikan harga saja, sedangkan volume produksi tetap atau merosot.


Perhitungan GDP

Menurut McEachern (2000:147) ada dua macam pendekatan yang digunakan dalam perhitungan GDP, yaitu:
1. Pendekatan pengeluaran, menjumlahkan seluruh pengeluaran agregat pada seluruh barang dan jasa akhir yang diproduksi selama satu tahun.
2. Pendekatan pendapatan, menjumlahkan seluruh pendapatan agregat yang diterima selama satu tahun oleh mereka yang memproduksi output tersebut.

GDP berdasarkan Pendekatan Pengeluaran.

Menurut McEachern (2000:149) untuk memahami pendekatan pengeluaran pada GDP, kita membagi pengeluaran agregat menjadi empat komponen, konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor netto. Kita akan membahasnya satu per satu.

1. Konsumsi, atau secara lebih spesifik pengeluaran konsumsi perorangan, adalah pembelian barang dan jasa akhir oleh rumah tangga selama satu tahun. Contohnya : dry cleaning, potong rambut, perjalanan udara, dsb.

2. Investasi, atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto, adalah belanja pada barang kapital baru dan tambahan untuk persediaan.
Contohnya : bangunan dan mesin baru yang dibeli perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.

3. Pembelian pemerintah, atau secara lebih spesifik konsumsi dan investasi bruto pemerintah, mencakup semua belanja semua tingkat pemerintahan pada barang dan jasa, dari pembersihan jalan sampai pembersihan ruang pengadilan, dari buku perpustakaan sampai upah petugas perpustakaan. Di dalam pembelian pemerintah ini tidak mencakup keamanan sosial, bantuan kesejahteraan, dan asuransi pengangguran. Karena pembayaran tersebut mencerminkan bantuan pemerintah kepada penerimanya dan tidak mencerminkan pembelian pemerintah.

4. Ekspor netto, sama dengan nilai ekspor barang dan jasa suatu negara dikurangi dengan impor barang dan jasa negara tersebut. Ekspor netto tidak hanya meliputi nilai perdagangan barang tetapi juga jasa.

Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama dengan penjumlahan konsumsi, C, investasi, I, pembelian pemerintah, G, dan ekspor netto, yaitu nilai ekspor, X, dikurangi dengan nilai impor, M, atau (X-M).

Penjumlahan komponen tersebut menghasilkan pengeluaran agregat, atau GDP:
C + I + G + (X-M) = Pengeluaran agregat = GDP

GDP berdasarkan Pendekatan Pendapatan.

Menurut McEachern (2000:151) pendapatan agregat sama dengan penjumlahan semua pendaptan yang diterima pemilik sumber daya dalam perekonomian (karena sumber dayanya digunakan dalam proses produksi). Sistem pembukuan double-entry dapat memastikan bahwa nilai output agregat sama dengan pendapatan agregat yang dibayarkan untuk sumber daya yang digunakan dalam produksi output tersebut: yaitu upah, bunga, sewa, dan laba dari produksi.

Jadi kita dapat mengatakan bahwa: Pengeluaran agregat = GDP = Pendapatan agregat

Suatu produk jadi biasanya diproses oleh beberapa perusahaan dalam perjalanannya menuju konsumen. Meja kayu, misalnya, mulanya sebagai kayu mentah, kemudian dipotong oleh perusahaan pertama, dipotong sesuai kebutuhan mebel oleh perusahaan kedua, dibuat meja oleh perusahaan ketiga, dan dijual oleh perusahaan keempat. Double counting dihindari dengan cara hanya memperhitungkan nilai pasar dari meja pada saat dijual kepada pengguna akhir atau dengan cara menghitung nilai tambah pada setiap tahap produksi. Nilai tambah dari setiap perusahaan sama dengan harga jual barang perusahaan tersebut dikurangi dengan jumlah yang dibayarkan atas input perusahaan lain.

Nilai tambah dari tiap tahap mencerminkan pendapatan atas pemilik sumber daya pada tahap yang bersangkutan. Penjumlahan nilai tambah pada semua tahap produksi sama dengan nilai pasar barang akhir, dan penjumlahan nilai tambah seluruh barang dan jasa akhir adalah sama dengan GDP berdasarkan pendekatan pendapatan.

Penyajian Data Statistik dalam Bentuk Tabel, Diagram Batang, Garis, Lingkaran, Tabel Distribusi Frekuensi, Relatif dan Kumulatif, Histogram, Poligon Frekuensi, dan Ogive

Dalam artikel kali ini, kita akan mempelajari penyajian Data statistik dalam bentuk tabel, diagram batang, garis, lingkaran, tabel distribu...