DEFINISI AKUNTANSI
1.
Definisi menurut Kegunaan
Akuntansi
merupakan aktifitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif
mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan
2.
Definisi menurut kegiatan
Akuntansi
adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-transaksi /
kejadian yang sekurang-kurangnya bersifat keuangan keuangan dengan cara
menginterpretasikan hasil-hasilnya.
Dari
definisi yang telah dikemukakan di atas bisa di simpulkan bahwa, Akuntansi
adalah Proses mengidentifikasi mengukur dan melaporkan informasi ekonomiuntuk
memungkinkan dilakukannya penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas
dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut.
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Setiap
terjadi suatu peristiwa, orang selalu saja bertanya, awalnya bagaimana? Atau
seseorang akan berkata ceritanya bagaimana? Begitu juga halnya Akuntansi sering
orang bertanya bagaimana sejarah dari akuntansi itu.
Akuntansi
sebenarnya sudah ada sejak manusia itu mulai bisa menghitung dan membuat suatu
catatan, yang pada awalnya dulu itu dengan menggunakan batu, kayu, bahkan daun
menurut tingkat kebudayaan manusia waktu itu. Pada abad XV terjadilah
perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang-pedagang Venesia.
Perkembangan perdagangan ini menyebabkan orang waktu itu memerlukan suatu
sistem pencatatan yang lebih baik, sehingga dengan demikian akuntansi juga
mulai berkembang.
Setelah
itu perkembangan akuntansi juga ditandai dengan adanya seorang yang bernama
Lucas Pacioli pada tahun 1494, ahli matematika mengarang sebuah buku yang
berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Propotionalita,
di mana dalam suatu bab berjudul Tractatus de Computies et Scriptoris yang
memperkenalkan dan mengajarkan sistem pembukuan berpasangan yang disebut juga
dengan sistem kontinental.
Sistem
berpasangan adalah sistem pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu
debet dan kredit. Kemudian kedua bagian ini diatur sedemikian rupa sehingga
selalu seimbang. Cara seperti ini menghasilkan pembukuan yang sistematis dan
laporan keuangan yang terpadu, karena perusahaan mendapatkan gambaran tentang
laba rugi usaha, kekayaan perusahaan serta hak pemilik.
Pertengahan
abad ke 18 terjadi revolusi industri di Inggris yang mendorong pula
perkembangan akuntansi, di mana waktu itu para manajer pabrik misalnya, ingin
mengetahui biaya produksinya. Sebab dengan mengetahui berapa besar biaya
produksi mereka dapat mengawasi efektifitas proses produksi dan menetapkan
harga jual. Sejalan dengan itu berkembanglah akuntansi dengan bidang khusus
yaitu akuntansi biaya. Akuntansi biaya memfokuskan diri pada pencatatan biaya
produksi dan penyediaan informasi bagi manajemen.
Bagaimana
perkembangan akuntansi di Indonesia?
Akuntansi
di Indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental, seperti yang dipakai di
Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang sebenarnya
tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan
yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan dan
aktivitas lain yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada
data. Sedangkan akuntansi menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat
konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi
berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan
merupakan bagian dari akuntansi.
Perkembangan
selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia perusahaan
atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon.
Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya
penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan
sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar
mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan
pendidikannya di Amerika, kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia.
Profesor
Robert Sterling, seotang ahli akuntansi dari amerika membagi perkembangan
akuntansi menjadi tiga tahap :
Tahap Perencanaan,
dalam tahap ini input yang digunakan adalah hasil aspirasi masyarakat yang
dilakukan oleh Dewan dan Eksekutif, kemudian aspirasi tersebut dijabarkan dalam
Usulan Kegiatan/Aktivitas Unit Kerja masing pada entitas pemerintah yang
bersangkutan yang akan diproses dengan Standar Analisa Belanja (SAB) sehingga
aktivitas yang diusulkan mencerminkan target kinerja dan anggaran usulan
masyarakt yang menjadi prioritas daerah yang bersangkutan. Hasil akhir Rencana
Anggaran Satuan Kerja di Unit Kerja diwujudkan pada RAPBD yang kemudian
diproses untuk mendapatkan justifikasi oleh Dewan sebagai output perencanaan
berupa APBD.
Tahap Pelaksanaan,
inputnya adalah output dari tahap perencanaan yaitu berupa APBD. Kemudian dalam
tahap pelaksanaan ini prosesnya adalah APBD yang sudah ditetapkan kemudian
dilaksanakan menggunakan sistem akuntansi yang sudah disesuaikan untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi semua pihak yang berkepentingan atas
pelaksanaan APBD oleh Eksekutif baik berupa laporan triwulanan maupun laporan
tahunan sebagai laporan pertanggungjawaban Kepada Daerah.
Tahap Pengendalian,
inputnya berupa laporan Pelaksanaan APBD kemudaian diproses sebagai dasar
evaluasi terhadap laporan tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai penilaian
pertanggunjawaban Kepala Daerah yang outputnya berupa kebutusan hasil evaluasi
maupun penerimaan atau penolakan terhadap laporan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah
Saat
ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan
akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis. Sekarang dapatkah Anda menjelaskan
perbedaan antara sistem kontinental dengan sistem Anglo Saxon? Apakah
perbedaannya? Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan tabel berikut ini!
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda