Saturday, October 18, 2014

Paradigma Baru Dalam Pembangunan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi tak dapan lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksut dengan pertumbuhan ekonoi adalah proses kenaikan produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
1.      Pembangunan sebagai suatu proses
Artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap yang harusdijalani oleh setiap masyarakat atau bangsa.
2.      Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Artinya sebagai suatu usaha pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.
3.      Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Artinya suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung menigkat.


A.                 Bagaimana peristiwa reformasi paradigma ekonomi di masa yang lalu ?
Sabtu 12 Februari 2011, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Ir. Hatta Radjasa menyampaikan materi kuliah umum yang bertempat di Aula Barat ITB. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan kuliah umum dengan tema “Peluang dan Tantangan Ekonomi dan Geopolotik Indonesia”.
Beliau menyampaikan visinya yang berupa Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia selama beberapa tahun belakangan ini, yang telah mengalami beberapa kali reformasi dalam segala bidang, salah satunya ekonomi.
Yang diawali pada tahun 1997, terjadi peristiwa reformasi yang menyebabkan perekonomian luluh lantak hingga mencapai titik terendah dalam sejarah perekonomian bangsa. Luluh lantaknya perekonomian pada masa ini, hampir menyebabkan terpecahnya Indonesia menjadi negara Balkan.
Sejalan dengan reformasi Indonesia, perekonomian Indonesia pun bereformasi dari sistem perekonomian otoriter menjadi demokrasi, dari perekonomian sentralisasi menjadi desentralisasi.
Sampai tahun 2004, walaupun belum menunjukkan kepulihan total, perekonomian Indonesia mulai merangkak perlahan menuju kondisi yang lebih baik. Hampir seluruh pendapatan negara pada waktu itu digunakan untuk membayar hutang. Tingkat kemiskinan dan pengangguran meningkat tajam.
Pada tahun 2010, perekonomian tumbuh semakin baik, bakan beberapa melebihi target yang ditetapkan. Hutang mulai berkurang, meskipun tingkat kesenjangan masih tinggi.
Visi 2025 sebagai paradigma baru perekonomian Indonesia, akan lebih berkonsentrasi pada perekonomian yang berbasis nasional dan sumber daya alam. Selama ini, Indonesia adalah negara yang mengandalkan sumber daya alam bahan mentah sebagai pemasukan utamanya. Indonesia hanya menjual sumber daya tersebut ke negara asing.
Sumber daya alam yang selama ini hanya sebagai sumber devisa, akan menjadi pusat utama industri dan pertumbuhan ekonomi yang sepenuhnya untuk kepentingan nasional. Seluruh sumber daya alam akan diolah dan diproduksi di dalam negeri. Tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga di seluruh pulau di Indonesia dengan membangun kluster-kluster industri.
Guna mewujudkan Visi 2025 ini, bangsa kita masih harus menghadapi tantangan, antara lain: kesenjangan pembangunan antar wilayah dan infrastruktur yang terbatas. Namun di sisi lain, kita memiliki sumber daya manusia yang melimpah dan kekayaaan sumber daya alam sebagai modal awal.
Sayangnya kualitas manusia Indonesia masih harus ditingkatkan untuk dapat menggali potensi sumber daya alam. Di sinilah peran institusi pendidikan seperti Institut Teknologi Bandung, sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi, untuk mencetak manusia yang berkualitas, berinovasi, dan kreatif, sehingga dapat menggerakkan roda industri dan ekonomi Indonesia.

B.                 Apa Kebijakan Pembangunan Nasional ?
Pembangunan di Indonesia senantiasa diarahkan agar perekonomian Indonesia mengalami akselerasi pertumbuhan yang tinggi, baik pada Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I) maupun Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II). Pemerintah Indonesia berpedoman bahwa persoalan pertumbuhan ekonomi adalah masalah ekonomi jangka panjang, sehingga mesti diletakkan dalam setiap kerangka pembangunan jangka panjang. Jangka waktu yang relatif lama (20-25 tahun) tersebut dipergunakan untuk mengukur berapa sebenarnya capaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang telah diraih. Pada PJP I misalnya, pertumbuhan ekonomi direncanakan mengalami peningkatan secara bertahap pada kisaran 6,2% pertahun. Pada PJP II, pertumbuhan ekonomi yang diharapkan menigkat 7,3%. Sasarannya adalah peningkatan pendapatan per kapita $2600 pada akhir PJP II (RPJNasional 2005-2025)

C.                 Apakah Paradigma Baru Kebijakan Pembangunan Ekonomi di Tingkat Daerah ?
Menurut Kuncoro, teori pembangunan yang ada selama ini memang belum berhasil menguoas secara tuntas mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi yang ada di daerah. Karena itulah sangat penting untuk melakukan perumusan ulang paradigma baru perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang lebih komprehensif, diperlukan suatu sintesis di antara berbagai pendekatan yang ada, sehingga bisa dihasilkan rumusan baru tentang paradigma baru pembangunan ekonomi didaerah secara lebih tepat.
Paradigma baru pembangunan ekonomi daerah mencakup hal berikut
1.      Pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi daerah bersangkutan, serta kebutuhan dan kemampuan daerah menjalankan pembangunan.
2.      Pembangunan daerah tidak hanya terkait dengan sektor ekonomi semata, melaikan keberhasilannya juga terkait dengan faktor lainnya seperti sosial, politik, hukum, budaya, birokrasi dan lainnya.
3.      Pembangunan dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan yang memiliki pengaruh untuk menggerakkan sektor lainnya secara cepat.
Di era otonomi, pembangunan ekonomi haruslah dilakukan secara serentak pada setiap sektor, walaupun untuk negara (daerah) berkembang, pembangunan ekonomi tidak dilakukan secara serentak (unbalanced growth) yaitu dengan menetapkan sektor unggulan, dimana sektor unggulan ini akan berimplikasi kedepan (forward linkages) dan hubungan kebelakang (backward linkages).
D.                 Apakah Paradigma Baru Pembanguan itu ?
Kalai pada model awal pembangunan yang ditekankan adalah perlunya kapitalisasi, kemudian dalam model distribusi sosial muncul kesadaran akan keadaan marginalitas yang dihasilkan oleh konsep pembangunan dengan arti pertumbuhan, maka kemudian tampil sejumlah pengulas teori pembangunan terutama yan berasal dari negara berkembang sendiri, seperti Amerika Latin yang meninjaunya dari sudut tekanan historis mengenai hubungan antara negara maju dengan negara terbelakang.
Bagi kelompok analis ini, yang menjadi masalah utama yang sebenarnya bukan terletak pada kuantitas oertumbuhan ekonomi (seperti yang diukur dengan presentase tingkat pertumbuhan pertahun), ataupun pada kualitas pertumbuhan sosial, melainkan pada kualitas dari proses pencapaian pertumbuhan itu sendiri.
Pandangan ini tetap mengakui pentingnya pembangunan ekonomi dan sosial, namun menurut mereka persoalan kunci adalah siapa yang mengendalikan pembangunan? Apakah negara-negara yang sedang membangun itu merupakan objek pembangunan, kendali tujuan berada di tangan seseorang di luar mereka atau mereka merupakan subjek pembangunan, yakni mengendalikan sendiri tujuan mereka itu. Dalam menjawab pertanyaan inilah kemudian muncul teori dependensi (ketergantungan) dan teori keterbelakangan (underdevelopment)

E.                  Apa dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi Nasional ?
Didalam Pembangunan Ekonomi yang berlangsung di suatu negara akan membawa dampak baik positif maupun negatif, didalam dampak ini harus diperhatikan oleh petinggi-petinggi negara agar menjadi sebuah acuan untuk menjadikan Perkembangan Ekonomi tersebut akan membaik.

Dampak positif tersebut diantaranya adalah
·         Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
·         Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
·         Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
·         Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan menjadi semakin beragam dan dinamis.
·         Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk dampak Negatif Pembangunan Ekonomi, diantaranya adalah
·         Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup
·         Industrilisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian
·         Pembangunan yang tidak merata keseluruh daerah mengakibatkan ke iri dengkian masyarakat.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Penyajian Data Statistik dalam Bentuk Tabel, Diagram Batang, Garis, Lingkaran, Tabel Distribusi Frekuensi, Relatif dan Kumulatif, Histogram, Poligon Frekuensi, dan Ogive

Dalam artikel kali ini, kita akan mempelajari penyajian Data statistik dalam bentuk tabel, diagram batang, garis, lingkaran, tabel distribu...